Advertise

Tuesday, February 21, 2012

STRATEGI MENINGKATKAN PERSONAL BRANDING

Strategi meningkatkan personal branding membutuhkan banyak kreativitas dan inovasi, yaitu dengan cara menciptakan unsur – unsur dari suatu brand, memberikan nama yang unik, membuat strategi posisioning, mengkomunikasikan pesan yang penting dan mengelola secara terus menerus brand tersebut.

Menurut Al-Ries (1982) dan Boush (1991) setiap orang memiliki philosophy branding yang berbeda – beda sehingga memiliki keunikan sendiri – sendiri dan memiliki karakteristik pribadi yang berbeda – beda.

Proses terbentuknya personal branding dimulai dari:
-Menentukan siapa diri kita sebenarnya (termasuk didalamnya adalah kekhususan yang kita miliki)
-Menentukan apa yang kita kerjakan (termasuk produk/jasa yang kita hasilkan)
-Memposisikan diri kita (yaitu dengan menentukan siapa target market kita, dan apa yang menyebabkan kita/produk/jasa yang kita berikan berbeda dengan apa yang dimiliki pesaing)
-Kelola brand yang sudah kita miliki secara terus menerus, jangan sampai mengalami kemerosotan

1. Cara Menentukan Siapa Diri Kita Sebenarnya

Mengingat personal branding merupakan refleksi dari orang/produk/jasa yang melekat pada obyek tersebut, maka cara mengidentifikasi personal brand harus ditanyakan pada diri kita sendiri: Apa yang harus saya lakukan agar saya memiliki perbedaan dengan yang lain. Kegiatan ini dapat kita lakukan dengan melakukan analisis SWOT (Freddy Rangkuti, 2009) yaitu menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.

Personal branding lebih banyak merupakan cara menentukan siapa diri kita yang sebenarnya, dengan demikian personal branding muncul dari pencarian identitas, sebagian lainnya muncul dari awareness kekuatan personal branding yang kita miliki. Selain itu juga memerlukan pencarian unsur – unsur dari suatu brand atau asosiasi yang kita miliki menurut benak target market. Tidak heran untuk memperkuat asosiasi ini personal branding membutuhkan pakaian yang berbeda, topi yang berbeda, makanan yang berbeda, tempat tinggal yang berbeda, cara bicara yang berbeda, sampai gaya hidup yang berbeda. Namun demikian hal yang paling penting membuat kita berbeda, adalah niat yang ingin kita pancarkan dalam diri kita harus dapat memberikan manfaat buat alam sekitar kita.

2. Menentukan Apa yang Kita Kerjakan

Caranya adalah dengan mengidentifikasi kekuatan utama dan keunikan yang kita miliki. Hal ini harus dapat merefleksikan jenis pekerjaan yang ingin dilakukan dalam hidup ini. Yaitu dengan cara bertanya pada diri sendiri ”Apakah yang saya kerjakan dapat lebih baik, diukur dan dibedakan dengan apa yang dikerjakan oleh orang lain? Apakah pekerjaan yang saya lakukan tersebut dapat memberikan manfaat untuk orang lain, sehingga saya bangga dapat melakukan pekerjaan tersebut?

Personal branding tidak harus melakukan pekerjaan yang menarik perhatian. Personal branding lebih mementingkan pemahaman terhadap nilai yang kita miliki, apakah nilai tersebut relevan dan bermanfaat dengan orang lain. Artinya sebagian besar pengembangan personal branding dilakukan sesuai dengan nilai – nilai yang dimiliki oleh individu yang bersangkutan.

3. Cara Memposisikan Diri

Caranya adalah dengan mengidentifikasi karakteristik dan kualitas yang dapat membedakan kita dengan pesaing. Apabila kita telah dapat membuat posisioning yang berbeda dengan apa yang dilakukan pesaing, maka kita dapat secara terus menerus menjaga agar tidak dapat ditiru oleh para pesaing, misalnya dengan melakukan inovasi dan kreasi secara berkesinambungan.

Agar posisioning kita bertambah kuat, usahakan target kita sama dengan target bisnis kita, yaitu dengan memadukan antara nilai – nilai yang kita miliki yang menjadikan kita bernilai bagi orang lain. Usahakan nilai – nilai tersebut sejalan dengan tujuan bisnis yang sedang kita kerjakan. Semua ini merupakan proses dua arah. Bukan hanya personal brand yang kuat sehingga dapat memberikan keuntungan buat kita, tetapi keselarasan hubungan dengan tujuan bisnis yang saling mendukung, sehingga menciptakan pengaruh emosional yang memberikan manfaat optimal kepada masyarakat.

Strategi promosi personal branding yang kita lakukan sebaiknya jangan meniru bentuk komunikasi yang dilakukan pesaing. Kita harus menciptakan bentuk komunikasi yang kita lakukan sendiri, semuanya harus dikaitkan dengan personal brand yang telah kita miliki.Tujuan personal brand adalah harus jelas, sulit ditiru oleh pesaing, mudah dipahami, memiliki keunikan, dan selalu memberikan manfaat. Menurut Al – Ries (1982) strategi posisioning yang sama dengan yang dilakukan pesaing disebut bukan strategi. Pendapat ini sesuai dengan berbagai pendapat pakar brand lainnya seperti Aaker (1990); Andrew (1997); Czepiel (1992) dan Igor (1984).

4. Mengelola Brand

Kunci mengelola brand adalah ”word of – mouth marketing” (WOM), membina networking atau jaringan teman, kolega, klien dan customer merupakan alat yang paling penting dalam mengelola personal brand. Apa yang diinginkan customer harus merupakan tujuan tertinggi yang selalu dipertahankan, sehingga brand kita memiliki nilai yang bermanfaat. Cara membuat dan mengukur WOM ini secara detail dapat dilihat di buku “Strategi Promosi yang Kreatif “(Freddy Rangkuti, 2009).

Personal brand harus selalu memberikan kepercayaan dalam benak konsumen. Semakin banyak customer yang mempercayai, maka akan semakin cepat kekuatan WOM menyebar tanpa harus mengeluarkan biaya promosi yang sangat besar (McNally, 2004).

Selanjutnya, kita harus selalu berusaha agar gap antara persepsi mengenai brand yang kita miliki sekarang tidak memiliki perbedaan dengan persepsi yang diharapkan oleh customer. Dengan demikian diperlukan evaluasi mengenai kinerja brand, sehingga dapat selalu dijaga dan ditingkatkan.

0 comments:

Post a Comment