Advertise

Sunday, April 8, 2012

K-Pop VS J-Pop


Bulan september lalu di Tokyo, Jepang terjadi demonstrasi oleh 6.000 orang. Mereka tidak memprotes soal kebocoran pembangkit listrik tenaga nuklir. Namun, kerasnya suara dan banyaknya orang yang berdemo tak kalah dengan demonstrasi antinuklir.

Mereka berdemo di depan kantor pusat Fuji TV dengan membawa spanduk yang isinya kemarahan mereka atas stasiun televisi ini yang terlalu banyak menampilkan program berbau Korea. Termasuk juga program lagu K-Pop. “No More Korean Waves!!!!”.

Masyarakat di Jepang tampaknya cukup gerah dengan kehadiran drama Korea dan musik dari Negeri Ginseng tersebut, bahkan bisa menembus rekor penjualan musik di Jepang. Acara drama dan K-Pop menempati posisi prime time di stasiun televisi Jepang.

Demonstrasi yang dilakukan merupakan salah satu cerminan perseteruan Jepang dan Korea dalam menaklukkan pasar lewat budaya dan merek. Di berbagai negara di dunia ini, merek Jepang mulai terdepak oleh merek-merek Korea.

Merek Korea punya karakter tersendiri. Merek Korea hadir dengan kualitas yang tidak bagus-bagus amat, tapi juga tidak jelek, ya bisa dibilang lumayan lah, tapi tetap dijual dengan harga murah. Sementara merek Jepang masih mempertahankan keegoannya dengan kualitas nomor satu dan harga yang yang bisa dibilang mahal. Alhasil, merek-merek Korea pun kelamaan lebih pas dengan kondisi ekonomi di berbagai negara Asia.

Namun, kedua negara tersebut sadar bahwa budaya bisa menjadi salah satu modal transportasi yang baik untuk mengantarkan merek-merek global mereka masuk ke suatu negara. Tiga budaya yang paling bisa masuk dan cepat memengaruhi konsumennya adalah makanan, musik, dan film. Karena itu Korea mati-matian memasukkan budayanya ke berbagai negara. Korean Waves bahkan menjadi program pemerintah, di mana budaya Korea harus bisa mengungguli Jepang dan Cina..

Salah satu senjata ampuh Korea adalah Korean Pop alias K-Pop. Penjajahan lewat K-Pop ini tidak hanya terjadi di Jepang, tetapi juga termasuk Indonesia. Demam K-Pop telah melahirkan grup boy band dan girl band seperti Sm*sh (Smash) dan Cherry Belle, dan lebih banyak lagi yang lainnya. Stasiun televisi di Indonesia pun seperti biasanya mulai mencari celah dengan menggelar ajang kompetisi K-Pop.

Karakter kedua negara dalam bersaing secara merek bisa dilihat dari bagaimana J-Pop dan K-Pop saling hajar. Kita semua tahu bahwa orang Jepang dan orang Korea agak kesulitan menggunakan bahasa Inggris sehingga sudah pasti lagu-lagu dari kedua negara itu berbahasa Jepang atau Korea. Tapi Sebaliknya, pendengar musik mereka dari mancanegara juga tidak memahami arti kata-kata yang keluar dari nyanyian-nyanyian mereka. Pendengar hanya bisa menikmati iramanya.

Namun, Korea sekali lagi lebih pintar mengemas K-Pop mereka. J-Pop lebih mengutamakan kualitas vokal dan musik serta mempertahankan identitas Jepang mereka pada lagu-lagunya. Sedangkan K-Pop tampil beda. K-Pop dinyanyikan oleh banyak orang. Bahkan ada yang satu grup bisa mencapai 15 orang. Meskipun banyak, semuanya bernyanyi dengan gerakan dinamis dan atraktif. Kata-kata dalam lagu mereka pun terkadang dicampur dengan ucapan bahasa Inggris, meski hanya sekadar “I love you”. Namun, dengan satu kata ini paling tidak ada sinyal yang nyangkut antara penyanyi K-Pop dengan penonton mancanegara. Jadi, meskipun tidak mengerti bahasanya, penonton bisa menikmati irama dan gerakan para penarinya.

Korea juga mencoba melawan Jepang lewat titik lemahnya, seperti pada pemujaan berlebihan terhadap budaya dan orientasi kualitas. Di sisi lain Korea lebih mau membaurkan budaya Barat di dalamnya. Kualitas, seperti biasanya, diletakkan di tengah-tengah.

Fenomena Jepang dan Korea adalah fenomena yang menarik, sebuah negara yang sadar jika kebanggaan rakyatnya terhadap negara akan semakin meningkat pada saat budaya dan merek negaranya bisa “menjajah” negara lain. Keduanya mempunyai strategi yang berbeda dan mendapatkan pasarnya masing-masing. Sekarang, akankah K-Pop mampu menjadi motor pengerek merek-merek buatan Korea agar lebih disukai dibandingkan merek Jepang???? Kita lihat saja!!!

0 comments:

Post a Comment